AdabIslami A DAB ISLAMI Sesungguhnya Islam benar-benar menaruh perhatian yang sangat besar kepada manusia di dalam segala urusannya -agama dan dunianya- di saat lapang maupun sulitan, bangun maupun tidur, di kala bepergian maupun menetap, saat makan maupun minum, waktu bahagia maupun sedih. Singkat kata, tidak ada satu hal pun, baik kecil KitabAdab dan Kesopanan_BULUGHUL MARAM MIN ADILLATIL AHKAM. 16. Kitab Adab dan Kesopanan (BAGIAN 1) Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Hak seorang muslim terhadap sesama muslim ada enam, yaitu bila engkau berjumpa dengannya ucapkanlah salam; bila ia memanggilmu Iamenjawab bahwa itu lebih buruk.” Para ulama telah menjelaskan tentang adab bertanya ini. Mereka mengajarkan bahwa pertanyaan harus disampaikan dengan tenang, penuh kelembutan, jelas, singkat dan padat, juga tidak menanyakan pertanyaan yang sudah diketahui jawabannya. Seorang penuntut ilmu harus menghiasi dirinya dengan adab dan Stepby step penanaman adab. Pertama: tanamkan aqidah yang kuat. aqidah yang kokoh akan menanamkan keyakinan dan melahirkan kesadaran bahwa sebagai hamba Allah kita wajib mengikuti semua aturan-Nya. Salah satu aturan tersebut adalah akhlak yang didalamnya menjelaskan konsepsi tentang adab dalam segala hal. Dalildan Hadits Tentang Adab Memberi dan Menjawab Salam √ Islamic Base Di dalam Al Qur’an terdapat beberapa ayat yang menganjurkan mengucapkan salam, baik saat memasuki rumah orang lain mau pun bertemu sahabat di jalan. Bahkan Allah SWT melarang umat Islam masuk ke rumah orang lain sebelum mengucapkan salam. ADABDENGAN HATIBanyak sekali yang bertanya kepada kami, "Buku apa yang digunakan untuk mengajarkan adab kepada santri?" Biasanya kami menjawab, "Sangat bagus menurut kami adalah At-Tibyan Imam Nawawi رحمه الله, karena isinya menerangkan tataran praktek. Bukan banyak berteori. . Langgani saluran Telegram kami untuk berita terkini dan paparan gaya hidup pelengkap hari anda. Malu bertanya, sesat jalan. Ia peribahasa yang membawa maksud jika segan berusaha seseorang tak akan mendapat kemajuan. Tindakan bertanya adalah sesuatu perkara yang baik dan ia mungkin dapat menyelesaikan pelbagai persoalan serta masalah. Malah, ia juga sedikit-sebanyak dapat memperkukuhkan sesuatu maklumat yang anda kurang pasti ketepatannya. Namun, ada cara untuk bertanya dengan sopan terutamanya kepada orang yang tidak dikenali. Hari ini segmen refleksi berkongsi lima adab ketika mengajukan soalan. Gambar Rainier Ridao, UnsplashMemberi salam atau ucapan selamat Memberi salam adalah langkah pertama bagi menyapa seseorang untuk bertanya. Bagi umat Islam, perkataan assalamualaikum itu sendiri bermaksud selamat sejahtera ke atas kamu semua dan ia adalah sunnah Nabi Muhammad SAW. Selain itu, memberi salam atau ucap selamat bukan sahaja khusus kepada umat Islam. Buat yang bukan beragama Islam, anda boleh menyapa mereka dengan ucapan secara umum seperti selamat pagi, salam sejahtera dan seumpamanya sebelum memulakan pertanyaan. Amalan ini sebagai tanda hormat dan tidak mengejutkan seseorang dengan terus bertanya tentang hal yang ingin disampaikan. Seperti yang tercatat dalam di dalam al-Quran سَلَامٌ عَلَيْكُم بِمَا صَبَرْتُمْ ۚ فَنِعْمَ عُقْبَى الدَّارِ Maksudnya “Selamat sejahteralah kamu berpanjangan, disebabkan kesabaran kamu. Maka amatlah baiknya balasan amal kamu di dunia dahulu.” Surah al-Ra’d Ayat 24Gambar PexelsGunakan bahasa yang baik dan tidak kasar Apabila hendak bertanya gunakan bahasa dan perkataan yang baik serta tidak kasar terutama kepada golongan yang lebih berusia. Ini bagi memudahkan seseorang untuk membantu menjawab persoalan yang ditanya dengan ikhlas. Tambahan lagi, ia dapat melembutkan hati seseorang untuk menghulurkan bantuan dan membantu dengan penyelesaian sesuatu masalah. Cara pertanyaan yang kurang sopan dan kasar akan menyebabkan seseorang enggan membantu dan menjawab pertanyaan. Malah, bantuan yang ingin diminta mungkin tidak akan dilayan. Seperti petikan di dalam al-Quran فَقُولا لَهُ قَوْلا لَيِّنًا لَعَلَّهُ يَتَذَكَّرُ أَوْ يَخْشَى Maksudnya “Maka hendaklah kamu berdua berkata kepadanya dengan ucapan yang lemah lembut, mudah-mudahan dia mengambil peringatan atau berasa takut." Surah Taha Ayat 44Gambar Artem Maltsev, UnsplashTidak memotong kata-kata orang lain Kadang-kala kita perlu melihat keadaan sekeliling untuk mengajukan soalan terutamanya kepada individu yang lebih dewasa. Jangan sesekali menyampuk atau memotong kata-kata seseorang yang sedang berbicara dengan pertanyaan anda. Sifat ini akan memperlihatkan anda seolah-olah tidak menghormati individu yang sedang bercakap. Tindakan tersebut boleh menyebabkan orang di sekeliling merasa tidak selesa dan menjengkelkan. Maka, pastikan seseorang itu sudah selesai berbicara, kemudian angkat tangan sebagai isyarat ingin bertanya atau terus tanyakan soalan selepas Charles Deluvio,UsplashElakkan isu sensitif Dalam konteks adab bertanya, isu senisitif merujuk kepada pertanyaan yang menyentuh hal peribadi seseorang. Kadang-kala pertanyaan ini berlaku tanpa kita sedari. Isu sensitif termasuk perihal hubungan, perkauman, keadaan fizikal seseorang dan sebagainya. Elakkan daripada bertanya tentang hal-hal sebegini terutama depan khalayak. Ini kerana perkara-perkara tersebut boleh menimbulkan adegan atau perasaan malu, memberikan tekanan, menimbulkan kemarahan seseorang dan mampu mencetus pergaduhan antara satu sama lain. Berfikir dahulu sebelum bertanya dan elakkan daripada membangkitkan soalan atau pertanyaan seperti ini. Hal ini juga dirujuk oleh Abu Hurairah RA, bahawa Nabi SAW pernah ditanya berkaitan sebab kebanyakan orang dimasukkan ke dalam syurga. Baginda menjawab تَقْوَى اللَّهِ وَحُسْنُ الخُلُقِ، وَسُئِلَ عَنْ أَكْثَرِ مَا يُدْخِلُ النَّاسَ النَّارَ، فَقَالَ الفَمُ وَالفَرْجُ Maksudnya “Taqwa kepada Allah dan baik akhlaknya.” Lalu Baginda SAW ditanya lagi berkaitan sebab kebanyakan manusia dimasukkan ke dalam neraka? Baginda SAW menjawab “Mulut dan kemaluan.” Riwayat al-Tirmizi 2004Gambar Brett Jordan, UnsplashUcapan terima kasih Akhir sekali, perkara ini mungkin nampak mudah tetapi masih ada segelintir individu yang tidak mengamalkannya. Dua perkataan yang mudah untuk dilafazkan iaitu terima kasih adalah sebuah tanda penghargaan yang perlu diucapkan sejurus mendapat jawapan atas pertanyaan anda. Tambahan pula, ia sangat berkait rapat dengan tanda bersyukur atas kebaikan yang diperolehi daripada seseorang. Daripada Abu Hurairah, Nabi SAW bersabda لاَ يَشْكُرُ اللَّهَ مَنْ لاَ يَشْكُرُ النَّاسَ Maksudnya “Tidak dikatakan bersyukur pada Allah bagi sesiapa yang tidak tahu berterima kasih pada manusia.” Riwayat Abu Daud 4811 dan al-Tirmizi 1954 Sumber Mufti Wilayah Persekutuan Di dalam Al Qur’an terdapat beberapa ayat yang menganjurkan mengucapkan salam, baik saat memasuki rumah orang lain mau pun bertemu sahabat di jalan. Bahkan Allah SWT melarang umat Islam masuk ke rumah orang lain sebelum mengucapkan hadits dibawah yang menjelaskan tentangفَإِذَا دَخَلْتُمْ بُيُوتًا فَسَلِّمُوا عَلَىٰ أَنْفُسِكُمْArtinya“…Maka apabila kamu memasuki suatu rumah hendaklah kamu memberi salam kepada penghuninya, yang artinya juga memberi salam kepada dirimu sendiri…” QS an-Nur [24] 61.Allah SWT berfirman di dalam Surat An-Nur ayat 27 yang artinya“Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kalian memasuki rumah yang bukan rumah kalian sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya. Keutamaan mengucap salam juga diriwayatkan dalam sebuah hadits dengan derajat Muttafaq alaih dari Abdullah bin Amr bin al-Ash,” Bahwa seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah SAW, Islam apakah yang paling baik?’ Beliau Rasulullah SAW menjawab, Engkau memberi makan, dan mengucap salam kepada orang yang kamu kenal maupun orang yang tidak kamu kenal.”Betapa pentingnya meminta izin sebelum memasuki sebuah rumah yang bukan milik sendiri. Cara ini merupakan salah satu kaidah dalam begitu indah akhlak seseorang yang selalu mengawali ucapan salam kepada siapa pun yang ditemuinya. Sabda rasullullahوعن أَبي أُمامة صُدَيِّ بن عجلان الباهِلِي قال قال رسولُ الله إنَّ أَوْلَى النَّاس باللهِ مَنْ بَدَأهم بالسَّلام“Sesungguhnya orang yang paling utama di sisi Allah adalah mereka yang memulai salam.” HR Abu Dawud dan Tirmidzi.Kaidah salam yang lain juga mengatur rendah dan tingginya suara saat mengucapkan salam. rutama ketika malam salam harus dengan suara rendah dan lembut selama dapat didengar oleh orang yang masih terjaga. Dengan kata lain, apabila mengucapkan salam pada malam hari selama bukan urusan yang amat penting dan mendesak, tidak boleh mengganggu orang yang sedang tidur apalagi Mengucapkan SalamDiriwayatkan dari Abu Hurairah dalam sebuah hadits dengan derajat Muttafaq alaih, Rasulullah SAW bersabda“Yang muda memberi salam kepada yang tua. Yang berjalan kepada yang duduk, yang sedikit kepada yang lebih banyak.”Di dalam hadits riwayat Al-Bukhari, Rasulullah SAW bersabda “Dan anak kecil mengucapkan salam kepada yang lebih besar.”Adapun hadits dari Nabi SAW yang berbunyiوَقَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ {مَنْ بَدَأَ بِالسَّلَامِ فَهُوَ أَوْلَى بِاللهِ وَرَسُوْلِهِNabi SAW bersabda, “Siapa yang memulai salam ketika bertemu dengan orang, maka ia lebih utama menurut Allah dan Rasul-Nya.” Hadis ini diriwayatkan oleh imam Ahmad dari sahabat Abu Umamah Keempatوَقَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ {السَّلَامُ مِنْ أسْمَاءِ اللهِ تَعَالَى وَضَعَهُ اللهُ فِى الْأَرْضِ فَأَفْشُوْهُ، فَإِنَّ الرَّجُلَ الْمُسْلِمَ إِذَا مَرَّ بِقَوْمٍ فَسَلَّمَ عَلَيْهِمْ فَرَدُّوْا عَلَيْهِ كَانَ لَهُ عَلَيْهِمْ فَضْلُ دَرَجَةٍ بِتَذْكِيْرِهِ إيَّاهُم السَّلَام، فَإِنْ لَمْ يَرُدُّوْا عَلَيْهِ رَدَّ مَنْ هُوَ خَيْرٌ مِنْهُمْ وَأَطْيَبُNabi SAW bersabda, “Salam itu termasuk salah satu dari nama-nama Allah ta’ala yang Allah letakkan di bumi, maka sebarkanlah salam. Sungguh seorang laki-laki muslim jika melewati suatu kaum lalu ia mengucapkan salam kepada mereka, kemudian mereka menjawab salamnya, maka baginya atas mereka keutamaan derajat sebab mengingatkannya kepada mereka dengan salam. jika mereka tidak menjawab salamnya, maka orang yang lebih baik dari pada mereka dan lebih bagus telah menjawab salamnya.”Memberikan salam kepada saudara muslim sangat dianjurkan, lalu bagaimanakah hukum menjawab salam dari seorang muslim?Adapun hukum menjawab salam adalah wajib. Hal ini dipertegas dalam surat An-Nisa ayat 86, dimana Allah SWT berfirmanوَإِذَا حُيِّيتُمْ بِتَحِيَّةٍ فَحَيُّوا بِأَحْسَنَ مِنْهَا أَوْ رُدُّوهَا ۗ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ حَسِيبًاArtinya “Apabila kamu diberi penghormatan dengan sesuatu penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik dari padanya, atau balaslah penghormatan itu dengan yang serupa. Sesungguhnya Allah memperhitungankan segala sesuatu”.Selain itu menjawab salam kepada sesama muslim adalah hal baik bagi orang yang mengucapkan salam tersebut untuk dijawab atau Hurairah berkata, bahwa Rasulullah SAW bersabdaحقُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ خَمْسٌ رَدُّ السَّلَامِ وَعِيَادَةُ الْمَرِيضِ وَاتِّبَاعُ الْجَنَائِزِ وَإِجَابَةُ الدَّعْوَةِ وَتَشْمِيتُ الْعَاطِسِ“Hak sesama Muslim ada lima membalas salamnya, menjenguknya ketika ia sakit, mengikuti jenazahnya yang dibawa ke kuburan, memenuhi undangannya dan ber-tasymit ketika ia bersin” HR. Bukhari Muslim salam disebut juga tahiyyatul islam dan sesungguhnya ucapan salam ini jauh lebih baik dari pada sebuah sapaan gaul. Seperti yang saat ini umum digunakan oleh generasi muda yang telah dirasuki oleh tradisi budaya barat. Jika Salam yang Tidak Dijawab?Apabila kita mengucapkan salam berarti kita sedang mendoakan keselamatan kepada orang yang kita berikan salam. Adapun doa ini akan dibalas oleh doa malaikat untuk orang yang mengucapkan orang yang kita berikan salam tidak menjawab salam kita. Sebagaimana dalam hadits dari Abu Hurairah Radhiallahu’anhu, dari Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam, beliau bersabda“Ucapan salammu kepada orang-orang jika bertemu mereka, jika mereka membalasnya, maka Malaikat pun membalas salam untukmu dan untuk mereka, namun jika mereka tidak membalasnya, maka Malaikat akan membalas salam untukmu, lalu malah melaknat mereka atau mendiamkan mereka”.Macam-macam Adab SalamMengucapkan bertemu dan hendaknya didengar pihak yg diberi secara lengkap lebih bersalam sebelum didahului yg lain yang muda bersalam kepada yg salam kepada mereka yg membuang bersalam kepada orang kafir. Ada hukum bersalaman dengan non muslim yang patut kamu adab-adab yang bisa kita perhatikan dalam mengucapkan dan menjawab salam. Semoga menambah wawasan kita bersama. DALAM belajar kita membutuhkan panutan yang bisa mengajarkan ilmu. Dan dia adalah seorang guru. Ya, guru merupakan sosok yang mampu dan mau secara sukarela mentransfer ilmu kepada muridnya. Kita, sebagai orang yang menerima, perlu adanya keseriusan dalam menerima ilmu yang diberikan. Keseriusan dalam belajar, bukan hanya fkus pada materi pembelajaran saja. Guru pun perlu kita perhatikan. Sebab, gurulah yang mempunyai peran penting dalam pemberian ilmu kepada kita. Maka, ketika guru ada di depan kita, kita perlu memperhatikan ada-adab tertentu. Dan dalam Islam, sedikitnya ada 4 adab yang harus kita perhatikan. Apa sajakah itu? 1. Adab dalam Mendengarkan Pelajaran Bagaimana rasanya jika kita berbicara dengan seseorang tapi tidak didengarkan? Sungguh jengkel dibuatnya hati ini. Maka bagaimana perasaan seorang guru jika melihat murid sekaligus lawan bicaranya itu tidak mendengarkan? Sungguh merugilah para murid yang membuat hati gurunya jengkel. Agama yang mulia ini tak pernah mengajarkan adab seperti itu, tak didapati di kalangan salaf adab yang seperti itu. Sudah kita ketahui kisah Nabi Musa yang berjanji tak mengatakan apa-apa selama belum diizinkan. Juga para sahabat Rasulullah yang diam pada saat Rasulullah berada di tengah mereka. Bahkan di riwayatkan Yahya bin Yahya Al-Laitsi tak beranjak dari tempat duduknya saat para kawannya keluar melihat rombongan gajah yang lewat di tengah pelajaran. Yahya mengetahui tujuannya duduk di sebuah majelis adalah mendengarkan apa yang dibicarakan gurunya bukan yang lain. Apa yang akan Yahya bin Yahya katakan jika melihat keadaan para penuntut ilmu saat ini. Jangankan segerombol gajah yang lewat, sedikit suara pun akan dikejar untuk mengetahuinya seakan tak ada seorang guru di hadapannya. Belum lagi yang sibuk berbicara dengan kawan di sampingnya, atau sibuk dengan gadgetnya. 2. Adab Bertanya Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, “Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui,” QS. An-Nahl 43. Bertanyalah kepada para ulama, begitulah pesan Allah di ayat ini, dengan bertanya maka akan terobati kebodohan, hilang kerancuan, serta mendapat keilmuan. Tidak diragukan bahwa bertanya juga mempunyai adab di dalam Islam. Para ulama telah menjelaskan tentang adab bertanya ini. Mereka mengajarkan bahwa pertanyaan harus disampaikan dengan tenang, penuh kelembutan, jelas, singkat dan padat, juga tidak menanyakan pertanyaan yang sudah diketahui jawabannya. Di dalam Al-Quran terdapat kisah adab yang baik seorang murid terhadap gurunya, kisah Nabi Musa dan Khidir. Pada saat Nabi Musa Alihi Salam meminta Khidir untuk mengajarkannya ilmu, “Khidir menjawab, sungguh, engkau Musa tidak akan sanggup sabar bersamaku,” QS. Al-Kahfi 67. Nabi Musa, Kaliimullah dengan segenap ketinggian maqomnya di hadapan Allah, tidak diizinkan untuk mengambil ilmu dari Khidir, sampai akhirnya percakapan berlangsung dan membuahkan hasil dengan sebuah syarat dari Khidir. “Khidir berkata, jika engkau mengikuti maka janganlah engkau menanyakanku tentang sesuatu apapun, sampai aku menerangkannya,” QS. Al-Kahfi 70. Jangan bertanya sampai diizinkan, itulah syarat Khidir kepada Musa. Maka jika seorang guru tidak mengizinkannya untuk bertanya maka jangalah bertanya, tunggulah sampai ia mengizinkan bertanya. Kemudian, doakanlah guru setelah bertanya seperti ucapan, “Barakallahu fiik”, atau “Jazakallahu khoiron”, dan lain lain. Banyak dari kalangan salaf berkata, “Tidaklah aku mengerjakan shalat kecuali aku pasti mendoakan kedua orang tuaku dan guru-guruku semuanya.” 3. Adab Berbicara Berbicara dengan seseorang yang telah mengajarkan kebaikan haruslah lebih baik dibandingkan jika berbicara kepada orang lain. Imam Abu Hanifah pun jika berada depan Imam Malik ia layaknya seorang anak di hadapan ayahnya. Para Sahabat Nabi ﷺ, muridnya Rasulullah, tidak pernah kita dapati mereka beradab buruk kepada gurunya tersebut. Mereka tidak pernah memotong ucapannya atau mengeraskan suara di hadapannya. Bahkan, Umar bin Khattab yang terkenal keras wataknya tak pernah menarik suaranya di depan Rasulullah. Di beberapa riwayat, Rasulullah sampai kesulitan mendengar suara Umar jika berbicara. Di hadis Abi Said Al-Khudry Radhiallahu Anhu juga menjelaskan, “Saat kami sedang duduk-duduk di masjid, maka keluarlah Rasulullah ﷺ kemudian duduk di hadapan kami. Maka seakan-akan di atas kepala kami terdapat burung. Tak satu pun dari kami yang berbicara,” HR. Bukhari. 4. Adab Duduk Syaikh Bakr Abu Zaid Rahimahullah di dalam kitabnya Hilyah Tolibil Ilm mengatakan, “Pakailah adab yang terbaik pada saat kau duduk bersama syaikhmu, pakailah cara yang baik dalam bertanya dan mendengarkannya.” Syaikh Utsaimin mengomentari perkataan ini, “Duduklah dengan duduk yang beradab, tidak membentangkan kaki, juga tidak bersandar, apalagi saat berada di dalam majelis.” Ibnul Jamaah mengatakan, “Seorang penuntut ilmu harus duduk rapi, tenang, tawadhu’, mata tertuju kepada guru, tidak membetangkan kaki, tidak bersandar, tidak pula bersandar dengan tangannya, tidak tertawa dengan keras, tidak duduk di tempat yang lebih tinggi juga tidak membelakangi gurunya.” Keempat hal itu perlu untuk kita perhatikan. Sebab, guru adalah panutan. Guru sumber ilmu. Dan kita tidak tidak akan mengetahui akhlak mulia seorang guru dan ilmu bermanfaat darinya jika kita tidak melakukan ada-adab tersebut dengan baik. Oleh karena itu, raihlah keberkahan dalam menuntut ilmu dengan memperhatikan adab-adab kepada guru. [] SUMBER

adab bertanya dan menjawab